Bagaimana Cara Mengatasi Sembelit pada Lansia?

Lansia merupakan kelompok usia di mana terjadi proses penuaan yang ditandai dengan penurunan fungsi organ tubuh seperti otak, jantung, hati dan ginjal. Permasalahan yang terjadi pada lansia adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain. Perubahan-perubahan dan penurunan fungsi organ pada lansia juga terjadi pada saluran pencernaan. Perubahan tersebut meliputi mengecilnya dinding usus, berkurangnya suplai darah, dan lain sebagainya yang bisa mengakibatkan konstipasi atau yang lebih dikenal dengan istilah sembelit.

Masuk ke dalam kategori

Waktu membaca

10 menit


Gejala Sembelit yang Umum Terjadi pada Lansia

Sembelit atau yang lebih dikenal dengan susah buang air besar adalah suatu keadaan yang tidak dapat dianggap remeh terutama jika terjadi pada orang lanjut usia (lansia).

Jika tidak diatasi, sembelit pada lansia dapat menimbulkan situasi yang lebih serius seperti salah satunya adalah kanker kolon.

Frekuensi buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu (ini adalah perkiraan berdasarkan data rata-rata, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter untuk informasi lebih lanjut)(1).

Mengejan berlebihan atau tekstur feses kering dan keras. Mengejan lebih dari 25 persen saat proses buang air besar. Normalnya orang dewasa, buang air besar akan mengejan pada awalnya saja.

Perut terasa kembung, mulas, dan terasa penuh

Rasa tidak tuntas setelah buang air besar,  tetapi sulit dikeluarkan.

Penyebab sembelit pada lansia

Usia lanjut merupakan kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Pada usia lanjut akan terjadi banyak perubahan seiring dengan proses penuaanya salah satu dari perubahan tersebut adalah perubahan pada sistem gastrointestinal. Keluhan yang sering dijumpai adalah sembelit atau konstipasi, yang disebabkan kurangnya kadar selulosa, insiden ini mencapai puncak pada usia 60-70 tahun(2)

Tips-tips untuk mengatasi sembelit pada lansia

Setelah Anda mengetahui apa saja gejala dan penyebab dari sembelit pada lansia, maka selanjutnya adalah cara untuk mengobatinya. Berikut ini adalah tips-tips untuk mengatasi sembelit pada lansia.

Pertanyaan yang Sering Diajukan

Ketika Anda mulai berbicara tentang sembelit pada lansia, maka pertanyaan berikut akan sering muncul.

  • Usia lanjut merupakan kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan secara bertahap dalam jangka waktu tertentu. Pada usia lanjut akan terjadi banyak perubahan seiring dengan proses penuaanya salah satu dari perubahan tersebut adalah perubahan pada sistem gastrointestinal. Keluhan yang sering dijumpai ialah sembelit atau konstipasi, yang disebabkan kurangnya kadar selulosa pada tubuh.

  • Jika lansia telah melakukan olahraga secara rutin, diet penuh nutrisi, kebutuhan cairan dalam tubuh yang cukup, namun gejala sembelit belum mereda maka Anda dapat memberikanproduk pencahar sebagai alternatif untuk penyembuhan (sesuai dengan anjuran dokter) (3).

  • Selama ini tidak ada efek samping yang tidak diinginkan saat mengkonsumsi obat pencahar dari Dulcolax® pada lansia. Kami menganjurkan agar dosis dan aturan pakai harus atas seizin dokter (4).

  • Pemberian Dulcolax aman untuk penderita diabetes, namun kami menganjurkan agar dosis dan aturan pakai Anda harus atas seizin dokter(5)

Rangkaian produk Dulcolax®

Dapatkan produk pencahar yang dipercaya untuk mengatasi susah BAB Anda, yaitu Dulcolax® tablet yang bekerja efektif dalam semalam, Dulcolactol yang bekerja nyaman, dan Dulcolax® suppositoria yang bekerja cepat. Setiap produk Dulcolax® siap untuk membantu sistem pencernaan agar Anda dapat beraktifitas kembali dengan nyaman.

  • Lihat semua produk disini
  • Lihat semua produk disini
  • Lihat semua produk disini
  • Lihat semua produk disini

Pelajari lebih lanjut tentang gejala sembelit

Disini Anda dapat menemukan jawaban atas beberapa pertanyaan umum yang paling sering diajukan. Kami menawarkan panduan kepada Anda tentang cara mengatasi sembelit dan menjaga intensitasnya.

    1. Camilleri M, Ford AC, Mawe GM, Dinning PG, Rao SS, Chey WD, Simrén M, Lembo A, Young-Fadok TM, Chang L. Chronic constipation. Nat Rev Dis Primers. 2017 Dec 14;3:17095.

    2. De Giorgio R, Ruggeri E, Stanghellini V, Eusebi LH, Bazzoli F, Chiarioni G. Chronic constipation in the elderly: a primer for the gastroenterologist. BMC Gastroenterol. 2015 Oct 14;15:130.

    3. Saputra F, Marlenywati, Saleh I. 2016. The Relationship Between Fiber and Fluid Intake (Water) with Constipation Incidence in the Elderly. Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah. Pontianak.

    4. Mueller-Lissner S. Diphenyl methane laxatives do not induce electrolyte imbalance. Open J Gastroenterol. 2013;3(5):272-75.

    5. Rossol. MMW Fortschritte der Medizin, 01 Nov 2007, 149(44):39-42